Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah STIT YPI Al-Yaqin Muaro Sijunjung lahir dari kebutuhan masyarakat untuk menyediakan pendidikan tinggi di wilayah timur Sumatera Barat, khususnya di daerah-daerah seperti Kabupaten Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya.
Pendiriannya didorong oleh empat faktor utama; Pertama Kebutuhan Pendidikan Tinggi. Banyak lulusan MA, SMA, SMK, dan setara yang ingin melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Fasilitas pendidikan tinggi masih sangat terbatas, sehingga muncul keinginan untuk mendirikan sebuah kampus yang dapat menjawab aspirasi para pelajar.
Kedua Kesenjangan Tenaga Pendidik. Jumlah guru Pendidikan Agama Islam di wilayah tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan madrasah. Hal ini mendorong perlunya peningkatan kapasitas dan jumlah tenaga pendidik melalui pendidikan tinggi.
Ketiga Kebijakan Pemerintah. Instruksi dari Kepala Kantor Departemen Agama Provinsi Sumatera Barat yang mengarahkan program penyetaraan bagi guru Pendidikan Agama Islam dari jenjang D2 ke S1. Implementasi kebijakan ini melibatkan koordinasi antara Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, Pada Tingkat 1 Sumatera Barat, dan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang.
Keempat Dorongan Penguatan Islam. Pemerintah daerah Kabupaten Sijunjung mendorong pendirian STIT sebagai upaya memperkokoh benteng keislaman, guna melindungi generasi muda dari dampak negatif modernisasi dan globalisasi.
STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung resmi didirikan pada 06 Oktober 2001 di Muaro Sijunjung. Semangat untuk memberikan pendidikan yang berkualitas segera terlihat ketika, pada 16 November 2001, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Yaqin mengajukan proposal pendirian Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan konsentrasi Tarbiyah untuk jenjang S1 kepada Kopertais Wilayah VI Sumatera Barat di Padang. Proses verifikasi dan pengecekan lapangan pun berjalan cepat, sehingga pada 21 November 2001, Kopertais memberikan Izin Operasional melalui Surat Nomor: 88/Kop.VI/11/2001.
Lebih jauh, pada 12 Juli 2002, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia mengakui keberadaan Jurusan Tarbiyah PAI dengan memberikan status terdaftar. Pengakuan ini menjadi landasan penting bagi pengembangan akademik STIT Al-Yaqin, dan evaluasi eksternal oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2009, 2015, dan 2019 semakin menegaskan kualitas pendidikan yang ditawarkan.
Pada awal berdirinya, STIT Al-Yaqin menghadapi berbagai tantangan terkait fasilitas. Proses perkuliahan dilakukan di gedung sewaan, ruko, dan lokasi yang berpindah-pindah. Berkat kerja keras yayasan dan dukungan dari berbagai pihak, kampus ini kini telah memiliki gedung milik sendiri yang representatif, mendukung proses belajar mengajar, serta mengoptimalkan administrasi kampus.
Meskipun pada awalnya STIT Al-Yaqin melayani mahasiswa dari wilayah Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya, daya tarik institusi ini semakin meluas. Mahasiswa dari Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kota Solok, bahkan dari Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman turut memilih STIT Al-Yaqin sebagai tempat menimba ilmu. Hal ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang terus berkembang.
Hingga kini, STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung telah meluluskan ribuan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Agama Islam dan program non-kependidikan. Para alumni yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia kini berkiprah di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, pemerintahan, hingga industri swasta. Kontribusi mereka menjadi bukti nyata bahwa visi dan misi kampus dalam mencetak lulusan berkualitas dan berakhlakul karimah telah terwujud.
STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap dinamika zaman. Kerja sama dengan lembaga pemerintah, industri, dan institusi pendidikan lainnya akan semakin diperkuat guna menciptakan sinergi yang mendukung pengembangan pendidikan tinggi dan nilai-nilai keislaman.
Dengan semangat inovasi dan kebersamaan, STIT Al-Yaqin siap menghadapi tantangan masa depan, terus berinovasi, dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Ranah Lansek Manih serta wilayah Sumatera Barat. Perjalanan panjang kampus ini tidak hanya memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, tetapi juga memperkokoh fondasi keislaman dan pengembangan karakter generasi penerus bangsa.
Demikianlah sejarah dan perkembangan STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung, sebuah perjalanan inspiratif menuju keunggulan dalam pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung kini telah berusia dua puluh empat tahun (2001–2025). Dan dalam perjalanan usianya itu banyak hal yang sudah dialami; kemajuan dan kemunduran, suka dan duka. Di usianya yang ke-24 tahun tersebut STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung telah memiliki 5 orang pimpinan Sekolah Tinggi, yaitu:
- Prof. Dr. H. Hasan Zaini, MA (2001)
- Drs. H. Asril Drajat, MM (2010)
- Yusriandi, M.Hum (2014)
- Drs. Nasrul, M.M.Pd (2015)
- Awang Ringgit, M. Sy (2024)
STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung di masa yang akan datang diharapkan mampu mensejajarkan dirinya dengan lembaga pendidikan Islam lainnya dalam hal mutu proses pembelajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan lulusan sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.